B. Indonesia

Pertanyaan

majas yang terdapat dalam hikayat pengembara yang lapar

1 Jawaban

  • Unsur Intrinsik

    Tema : Balasan atas Perilaku Buruk

    Tokoh dan Penokohan :

    - Buyung (Antagonis) : Berprilaku sombong, berkhayal tinggi, tamak, ingkar janji,
    tidak mensyukuri takdir dan pemberian dari tuhan, suka
    mengeluh
    - Kendi (Antagonis) : Berprilaku sombong, berkhayal tinggi, tamak, ingkar janji,
    tidak mensyukuri takdir dan pemberian dari tuhan, suka
    mengeluh.
    - Awang (Protagonis) : Berprilaku baik, tidak sombong, menepati janji, mensyukuri
    takdir dan pemberian dari tuhan, bersifat baik.
    - Pohon tua (Tirtagonis) : Suka berbelas kasih pada semua makhluk, bersifat baik.

    Latar (Setting) :

    - Tempat : Di hutan.
    - Waktu : -
    - Suasana : Kelaparan

    Alur (Plot) : Maju.

    - Perkenalan : Paragraf 1
    - Penanjakan : Paragraf 2 - 7
    - Klimaks : Paragraf 8 - 13
    - Puncak klimaks : Paragraf 14 - 23
    - Anti klimaks : Paragraf 24 - 27

    Sudut Pandang (POV) : Orang ketiga diluar cerita/orang ketiga serba tau.

    Amanat :

    Janganlah membuat janji yang tidak dapat kau tepati apalagi dengan sombongnya kau lontarkan janji tersebut seolah-olah kau dapat menepatinya namun kenyataannya kau tidak dapat menepatinya.

    Pesan Moral :

    Setiap kata-kata yang terucap harus dapat dikontrol, kita juga tidak di benarkan untuk berkata sombong apalagi berjanji denagn janji yang tidak mungkin dapat kau tepati. Janganlah juga kau menjadi orang yang tamak, karena suatu saat nanti pasti akan ada balasan bagi orang-orang yang memiliki sifat yang buruk.

    Unsur Ekstrinsik

    Nilai Budaya : Terlihat bahwa dari jaman dulu kita diharuskan dan diajarkan
    untuk memiliki sifat dan berprilaku baik.
    Nilai Sosial : Terlihat pada sikap Awang yang sedang menasehati teman-
    temannya agar tidak berprilaku tamak dan sombong . Berikut
    kutipannya : “Janganlah kamu berdua tamak sangat dan
    bercakap besar pula. Aku pun lapar juga. Bagi aku, kalau ada
    nasi sepinggan sudah cukup,” bagian terjemahan : “Kalian tidak
    boleh berlaku tamak dan membual seperti itu. Aku pun juga
    kelaparan. Bagiku, nasi sepingan pun sudah cukup untuk
    mengatasi kelaparanku ini, “
    Nilai Filsafat : -
    Nilai Ekonomi : -
    Nilai Politik : -


    Kesamaan hikayat lain dengan hikayat “PENGEMBARA YANG LAPAR” :

    Kisah Pengembara dan Pohon Beringin

    Pada suatu siang yang panas, seorang pengembara sedang berjalan di sebuah padang rumput. Karena sudah cukup jauh berjalan, ia merasa lapar dan haus. Ia melihat sebatang pohon beringin besar di tepi padang rumput dan memutuskan untuk beristirahat sejenak.

    Sang pengembara pun duduk di bawah pohon beringin yang sangat rindang itu. Ia kemudian membuka bekalnya dan mulai makan.

    Setelah makan dan minum, ia merasa mengantuk. Ia pun merebahkan tubuhnya dengan akar pohon beringin sebagai bantalnya. Ia memandangi daun pohon beringin yang rindang dan melihat buah-buah beringin yang merah kecil-kecil di sela-sela daun.

    Pengembara itu tersenyum dan berkata kepada dirinya sendiri, “Aneh sekali, pohon sebesar ini mempunyai buah yang sangat kecil. Pantasnya buahnya paling tidak sebesar kepalan tanganku ini, mungkin bahkan lebih besar lagi.”

    Hembusan angin semilir dan suara desir daun-daun beringin membuat mata pengembara pun makin berat. Ia pun jatuh tertidur.

    Pada suatu saat angin kencang bertiup dan buah-buah beringin berjatuhan. Beberapa di antaranya jatuh menimpa tubuh dan wajah sang pengembara. Sebuah bahkan mengenai hidungnya. Terkejut, ia pun terbangun. Ia mengusap-usap hidungnya yang sekarang kotor karena air buah beringin yang pecah.

    Sadar bahwa hidungnya tadi kejatuhan buah merah kecil itu, ia pun berkata, “Alangkah bodohnya aku. Untunglah buah beringin hanya sebesar ini. Apa jadinya bila buahnya besar?”

    Sang pengembara memandangi pohon beringin dengan sulur-sulur yang berayun pelan karena hembusan angin. Ia pun bangkit dan melanjutkan perjalanannya.



    Perbandingan :

    - Sama-sama berucap kata dengan sombong.
    - Sama-sama tidak mensyukuri takdir alam dan nasib yang Tuhan berikan.

    - Kedua tokoh sama-sama suka berkhayal tinggi.

    Transiliterasi :


    Kata
    Terjemahan
    Penat

    lelah
    Berehat
    beristirahat
    Rendang
    rindang
    Sekawah
    sebakul
    Tamak
    serakah
    Bercakap
    berbicara
    Sepinggan
    sepiring
    Perbualan

    percakapan
    Pokok ara yang tua

    pohon besar
    Berwap

    beruap
    Melaung

    mendekati
    Gelojoh
    lahap
    Serta-merta
    sehingga
    Merendah semak
    putus asa
    Menyelak
    membuka/menyibak

    Ternampak

    Terlihat
    Meratah

    menghabiskan
    Menyerkup
    menubruk
    Sahaja

    saja
    Terbiar
    tergeletak
    Tekaknya
    perutnya
    Berasa loya
    sangat kenyang
    Mencampakkan
    membuang
    Meluru
    menyerang
    Menggeletek
    seperti mengkuliti
    Baki
    nampan
    Rakan-rakannya
    rekan-rekannya
    Terpukau

    melongo

Pertanyaan Lainnya