majas yang terdapat dalam hikayat pengembara yang lapar
B. Indonesia
suci284
Pertanyaan
majas yang terdapat dalam hikayat pengembara yang lapar
1 Jawaban
-
1. Jawaban LEGENDARYBOY1945
Unsur Intrinsik
Tema : Balasan atas Perilaku Buruk
Tokoh dan Penokohan :
- Buyung (Antagonis) : Berprilaku sombong, berkhayal tinggi, tamak, ingkar janji,
tidak mensyukuri takdir dan pemberian dari tuhan, suka
mengeluh
- Kendi (Antagonis) : Berprilaku sombong, berkhayal tinggi, tamak, ingkar janji,
tidak mensyukuri takdir dan pemberian dari tuhan, suka
mengeluh.
- Awang (Protagonis) : Berprilaku baik, tidak sombong, menepati janji, mensyukuri
takdir dan pemberian dari tuhan, bersifat baik.
- Pohon tua (Tirtagonis) : Suka berbelas kasih pada semua makhluk, bersifat baik.
Latar (Setting) :
- Tempat : Di hutan.
- Waktu : -
- Suasana : Kelaparan
Alur (Plot) : Maju.
- Perkenalan : Paragraf 1
- Penanjakan : Paragraf 2 - 7
- Klimaks : Paragraf 8 - 13
- Puncak klimaks : Paragraf 14 - 23
- Anti klimaks : Paragraf 24 - 27
Sudut Pandang (POV) : Orang ketiga diluar cerita/orang ketiga serba tau.
Amanat :
Janganlah membuat janji yang tidak dapat kau tepati apalagi dengan sombongnya kau lontarkan janji tersebut seolah-olah kau dapat menepatinya namun kenyataannya kau tidak dapat menepatinya.
Pesan Moral :
Setiap kata-kata yang terucap harus dapat dikontrol, kita juga tidak di benarkan untuk berkata sombong apalagi berjanji denagn janji yang tidak mungkin dapat kau tepati. Janganlah juga kau menjadi orang yang tamak, karena suatu saat nanti pasti akan ada balasan bagi orang-orang yang memiliki sifat yang buruk.
Unsur Ekstrinsik
Nilai Budaya : Terlihat bahwa dari jaman dulu kita diharuskan dan diajarkan
untuk memiliki sifat dan berprilaku baik.
Nilai Sosial : Terlihat pada sikap Awang yang sedang menasehati teman-
temannya agar tidak berprilaku tamak dan sombong . Berikut
kutipannya : “Janganlah kamu berdua tamak sangat dan
bercakap besar pula. Aku pun lapar juga. Bagi aku, kalau ada
nasi sepinggan sudah cukup,” bagian terjemahan : “Kalian tidak
boleh berlaku tamak dan membual seperti itu. Aku pun juga
kelaparan. Bagiku, nasi sepingan pun sudah cukup untuk
mengatasi kelaparanku ini, “
Nilai Filsafat : -
Nilai Ekonomi : -
Nilai Politik : -
Kesamaan hikayat lain dengan hikayat “PENGEMBARA YANG LAPAR” :
Kisah Pengembara dan Pohon Beringin
Pada suatu siang yang panas, seorang pengembara sedang berjalan di sebuah padang rumput. Karena sudah cukup jauh berjalan, ia merasa lapar dan haus. Ia melihat sebatang pohon beringin besar di tepi padang rumput dan memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Sang pengembara pun duduk di bawah pohon beringin yang sangat rindang itu. Ia kemudian membuka bekalnya dan mulai makan.
Setelah makan dan minum, ia merasa mengantuk. Ia pun merebahkan tubuhnya dengan akar pohon beringin sebagai bantalnya. Ia memandangi daun pohon beringin yang rindang dan melihat buah-buah beringin yang merah kecil-kecil di sela-sela daun.
Pengembara itu tersenyum dan berkata kepada dirinya sendiri, “Aneh sekali, pohon sebesar ini mempunyai buah yang sangat kecil. Pantasnya buahnya paling tidak sebesar kepalan tanganku ini, mungkin bahkan lebih besar lagi.”
Hembusan angin semilir dan suara desir daun-daun beringin membuat mata pengembara pun makin berat. Ia pun jatuh tertidur.
Pada suatu saat angin kencang bertiup dan buah-buah beringin berjatuhan. Beberapa di antaranya jatuh menimpa tubuh dan wajah sang pengembara. Sebuah bahkan mengenai hidungnya. Terkejut, ia pun terbangun. Ia mengusap-usap hidungnya yang sekarang kotor karena air buah beringin yang pecah.
Sadar bahwa hidungnya tadi kejatuhan buah merah kecil itu, ia pun berkata, “Alangkah bodohnya aku. Untunglah buah beringin hanya sebesar ini. Apa jadinya bila buahnya besar?”
Sang pengembara memandangi pohon beringin dengan sulur-sulur yang berayun pelan karena hembusan angin. Ia pun bangkit dan melanjutkan perjalanannya.
Perbandingan :
- Sama-sama berucap kata dengan sombong.
- Sama-sama tidak mensyukuri takdir alam dan nasib yang Tuhan berikan.
- Kedua tokoh sama-sama suka berkhayal tinggi.
Transiliterasi :
Kata
Terjemahan
Penat
lelah
Berehat
beristirahat
Rendang
rindang
Sekawah
sebakul
Tamak
serakah
Bercakap
berbicara
Sepinggan
sepiring
Perbualan
percakapan
Pokok ara yang tua
pohon besar
Berwap
beruap
Melaung
mendekati
Gelojoh
lahap
Serta-merta
sehingga
Merendah semak
putus asa
Menyelak
membuka/menyibak
Ternampak
Terlihat
Meratah
menghabiskan
Menyerkup
menubruk
Sahaja
saja
Terbiar
tergeletak
Tekaknya
perutnya
Berasa loya
sangat kenyang
Mencampakkan
membuang
Meluru
menyerang
Menggeletek
seperti mengkuliti
Baki
nampan
Rakan-rakannya
rekan-rekannya
Terpukau
melongo