B. Indonesia

Pertanyaan

saya mempunyai pertanyaan contoh teks narasi yang berjudul Anak yang jujur

1 Jawaban

  • Pada suatu sore, Anisa pergi berbelanja ke warung bersama ibunya. Diperjalanan pulang, Anisa menemukan seekor anak kucing yang lucu. Tubuhnya sediit kurus, matanya bulat, dan ekornya panjang. Bulunya halus berwarna loreng. Kucing itu terus mengeong mencari induknya. Di sekitar tempat itu tidak tampak induk kucing atau anak kucing yang lain. Anisa mengajak ibunya untuk berhenti sebentar.
    “Bu, kita berhenti sebentar yuk. Kok anak kucingnya sendirian ya Bu, mana ibunya?”
    “Emmm.. mungkin ibunya sedang pergi.”
    “Berarti ibunya enggak sayang dong Bu, masa anaknya ditinggal sendiri dijalan. Kan kasihan ya Bu.”
    “Ooh tidak seperti itu. Semua ibu di dunia ini sayang kepada anaknya. Termasuk binatang juga. Mungkin anak kucing itu tertinggal saat ia bermain bersama induk atau anak kucing yang lain. Atau mungkin anak kucing itu pergi bermain tetapi saat dia mau kembali ke rumahnya, anak kucing itu tersesat.”
    “Meooong... meoong.... meaoungg”, anak kucing itu terus mengeong. Anisa merasa kasihan melihatnya. Dia akhirnya meminta izin ibunya untuk membawa kucing kecil itu pulang ke rumah. Ibunya pun setuju.
    Sesampainya di rumah, Anisa memberi makan kucing kecil itu. Binatang itu tampak begitu lapar. Dia makan dengan lahapnya. Anisa tampak begitu senang. Anisa meminta ibunya untuk mencarikan nama untuk kucingnya itu. Akhirnya mereka memberinya nama Ketty. Ibu Anisa berpesan agar Anisa memelihara anak kucing itu dengan baik. Sebagai makhluk ciptaan Allah, Ketty harus disayangi dan tidak boleh diperlakukan dengan kasar.
    “Anisa...., kamu kan sudah mengambil Ketty. Jadi kamu harus merawatnya dengan baik. Ketty itu binatang yang merupakan makhluk ciptaan Allah. Nah, kepada sesama makhluk Allah, maka kita harus saling menyayangi. Oleh karena itu, Anisa harus memperlakukannya dengan baik. Tidak boleh kasar atau menyiksanya. Kamu mengerti cantik?”.
    “Iya Bu, Anisa mengerti. Anisa sayang sama Ketty. Anisa akan merawatnya dengan baik”, ujar Anisa sambil tersenyum.
    Kemudian Anisa dan ibunya membuatkan tempat tidur untuk Ketty. Mereka mengambil kardus tempat mainan Anisa yang masih kosong. Kardus itu dibungkus dengan kertas kado dan di beri kain yang tidak terpakai untuk alasnya. Setelah selesai, Anisa memasukkan Ketty ke dalam kardus itu. Ketty tampak begitu nyaman.
    “Toktoktok. Asalamualaikum....”, seru seseorang dari luar.
    “Ayaaah...... walikumsalam....”, seru Anisa sembari berlari untuk membukakan pintu. “Ayah... Ayah... tadi Anisa dari warung sama Ibu. Terus Anisa ketemu sama Ketty, trus Ketty Anisa bawa pulang deh.”
    “Oyah, Ketty itu siapa?”
    “Ketty itu anak kucing Yah, kasian Yah nggak punya teman kucingnya itu.”
    “Oooh begitu. Emm... Anisa ceritanya nanti lagi ya. Tapi sekarang ayah boleh minta tolong tidak?”
    “Minta tolong apa Yah?”
    “Tolong ambilkan air putih ya, ayah haus nih.”
    “Oke Yah, tunggu sebentar ya. Ayah duduk dulu disini.” Anisa pun pergi ke dapur untuk mengambil minum untuk ayahnya. Tetapi tiba-tiba, “ praaang......”. Tangan Anisa tidak sengaja menyenggol gelas yang diletakkan di atas meja. Gelas itu pun jatuh ke lantai dan pecah. Mendengar ada sesuatu yang pecah ibu Anisa pergi ke dapur.
    “Anisa, kok gelasnya pecah? Siapa yang memecahkannya?”
    “Eem... anu Bu, bukan Anisa Bu yang melakukanya,” jawab Anisa sambil menunduk.
    “Lalu siapa dong?”
    “Emm... tadi Ketty melompat ke meja, terus tadi Ketty menendang gelasnya. Beneran Bu, Anisa enggak bohong.”
    “Ooh begitu. Sekarang Kettynya mana sayang?”
    “ Ketty pergi Bu,” jawab Anisa.
    “Emm... Anisa tahu tidak? Ibu itu sayang lho sama Anisa. Apalagi Anisa tidak bohong sama Ibu. Berarti Anisa itu anak yang baik, anak yang jujur. Allah pasti juga sayang sama Anisa, karena Allah itu suka sama anak yang berani berkata yang sebenarnya.”
    “Kalau begitu Allah enggak sayang ya Bu sama anak yang suka bohong?”
    “Iya, Allah tidak suka sama anak yang tidak jujur. Oleh karena itu Allah mengajarkan agar kita selalu berkata yang sebenarnya.”
    “Bu maafin Anisa ya. Anisa tadi bohong sama Ibu. Tadi yang mecahin gelas itu Anisa. Anisa bohong karna takut nanti Ibu marah,” kata Anisa dengan mata berkaca-kaca.
    “Ooh. Jadi bukan Ketty yangmemecahkan gelasnya. Wah, Anisa hebat berani berkata jujur.”
    “Ibu enggak marah?”
    “Enggak dong Sayang. Ibu malah bangga sama Anisa. Anisa sudah berkata jujur, sudah mengakui kesalahan, dan juga Anisa sudah mau minta maaf. Jadi Ibu nggak boleh marah sama Anisa. Ibu sayaaang.... banget sama Anisa.”
    “Anisa juga sayang sama Ibu,” kata Anisa sambil memeluk ibunya.

    -Semoga Membantu :)

Pertanyaan Lainnya