pengaruh urbanisasi bagi sosial dan budaya
IPS
anindyarizka17oyy78o
Pertanyaan
pengaruh urbanisasi bagi sosial dan budaya
1 Jawaban
-
1. Jawaban Dedie84
Beberapa pengaruh dalam aspek sosial budaya antara lain tersebut di bawah ini.
Pertama, perubahan yang paling nampak dalam aspek sosial budaya adalah dalam bidang pendidikan. Beberapa informan mengemukakan bahwa sejak sekitar dua puluh tahun terakhir ini, yaitu sejak berangsurnya penduduk Desa Jetis melakukan urbanisasi, maka kesadaran penduduk untuk menyekolahkan semakin meningkat. Bila pada tahun 1970-an kebanyakan orang tua hanya menyekolahkan hingga tamat SD, dan sangat sedikit yang menyekolahkan hingga sekolah lanjutan, kini sebagian besar telah menyekolahkan anak–anak mereka hingga ke jenjang sekolah lanjutan atas, bahkan hingga perguruan tinggi. Di desa, tidaklah aneh bila orang tuanya bekerja di kota sebagai pedagang, sementara anaknya kuliah di perguruan tinggi. Tanpa mengabaikan pengaruh variabel lain, misalnya fasilitas pendidikan yang semakin banyak hingga ke pelosok desa, urbanisasi berdampak pada peningkatan kesadaran menyekolahkan anak, wawasan dan pemikiran semakin terbuka setelah banyak berhubungan dengan masyarakat luar, dan melihat perkembangan pembangunan yang terjadi di tempat lain. Apalagi kesadaran ini semakin ditunjang peningkatan pendapatan sehingga mereka mampu membiayai pendidikan anaknya.
Kedua, urbanisasi juga berdampak pada perubahan peranan dan tanggung jawab wanita. Kenyataan ini terutama nampak pada wanita yang ditinggal suaminya bekerja di kota, mereka harus bertindak sebagai kepala rumah tangga selama suaminya tidak ada di rumah. Wanita tidak hanya bertanggung jawab atas kegiatan di dalam rumah tangga, tetapi juga harus melakukan kegiatan kemasyarakatan atas nama suami. Secara tidak langsung mengubah kebiasaan menempatkan kaum wanita hanya sebagai ibu rumah tangga serta berurusan dengan kegiatan wanita saja. Sebagaimana program pemerintah yang menuntut kaum wanita untuk turut serta dalam kegiatan di luar rumah tangga.
Ketiga, dampak urbanisasi juga terlihat pada kelembagaan keluarga, khususnya dalam sistem perkawinan, di mana sekarang ini orang tua tidak lagi dominan dalam menentukan pilihan jodoh bagi anaknya. Dalam kasus di Desa, banyak di antara pemuda–pemudinya yang memperoleh pasangan hidup dari luar daerah atas dasar pilihannya sendiri, dan kebanyakan jodohnya tersebut diperoleh di kota tempat mereka bekerja. Dampak lain adalah semakin meningkatnya usia perkawinan. Kalau pada tahun 1970-an anak gadis yang belum berumur 18 tahun sudah dinikahkan, kini umur kawin telah meningkat dan cenderung “diprogram” oleh mereka sendiri.
Keempat, urbanisasi memberikan pengaruh pada meluasnya kerangka pemikiran penduduk desa serta mengubah perilaku masyarakat dari orientasi sosial ke orientasi komersial. Dalam hal ini telah terjadi perubahan apresiasi nilai uang pada seluruh warga desa, atau dengan kata lain meminjam istilah beberapa ahli, di desa tersebut telah terjadi monetisasi dan komersialisasi aktivitas yang semula bersifat sosial. Kegiatan gotong–royong yang selama ini dipandang merupakan aktivitas luhur yang kita banggakan kini semakin luntur. Contoh nyata dalam hal ini adalah bahwa dewasa ini kegiatan memperbaiki rumah, membangun pagar, membuat sumur, dan kegiatan-kegiatan lain di sekitar rumah tangga sekarang tidak lagi dilakukan dengan cara sambatan atau tolong –menolong antar tetangga, melainkan dilakukan dengan membayar tenaga tukang.
Kelima, dari segi hubungan kekerabatan, urbanisasi sering diasosiasikan dengan melemahnya atau longgarnya hubungan kekerabatan.