Sejarah

Pertanyaan

perkembangan hubungan internasional pada masa orde baru

1 Jawaban

  • a.       Era orde baru / masa soeharto
    Soeharto merupakan presiden republik Indonesia ke dua setelah jatuhnya kekuasaan bung karno, jatuhnya presiden bung karno merupakan keterpurukan bagi Indonesia dalam semua aspek, terutama keadaan dalam negeri, kesenjangan, gejolak sosial politik me warnai Indonesia pada tahun 1966 dimana awal soharto jadi presiden dan berakhinya kekuasaan bung karno, kekacauan Negara selepas peninggalan bung karno membuat soharto harus bekerja keras untuk memulihkan keadaan , sehingga yang menjadi fokus awal Suharto adalah pemulihan domestik,Soeharto sebagai penerus pemerintahan sukarno bukan saja di hadapkan  pada persoalan domestik tetapi juga permasalahan internasional, lihat bagaimana hubungan Indonesia dengan barat, serta bagaimana hubungan Indonesia dengan Negara tetangga, Malaysia dan singapura itu semua adalah persoalan yang harus di sikapi oleh Suharto, Suharto sangat paham betul dengan situasi dan kebijakan apa yang harus di ambilnya dengan situasi yang di hadapi, pada awal pemerintahannya Suharto sebagai kepala Negara  memfokuskan untuk pemulihan pembangunan di dalam domistiknya[13]karena dengan asumsi bahwa penguatan domistik ini akan memudahkan dan medatangkan investor dari luar untuk kemajuan pembangunan dalam negerinya hal ini yang tidak di mainkan oleh sukarno sehingga Negara tidak tercapai kestabilannya,Dalam politi luar negerinya Suharto menjalankannya dengan koopratif dengan landasan politik luar negeri bebas aktif, ketika pilitik politik luar negri Indonesia awal pemerintahan Suharto di hadapkan pada masalah konflik regional, yaitu konflik konfrontasi dengan Malaysia, maka politik luar negeri yang di mainkan oleh Suharto adalah untuk menyelesaikan konflik itu dengan  upaya perdamaian kedua Negara tersebut, sehingga konflik itupun di akhiri secara formal di Jakarta,  upaya keikut sertaan dalam  panggung internasional tidak mudah dalam keadaan Indonesia tidak lagi sebagai anggota PBB, maka oleh sebab itu Suharto kemudian mengembalikan Indonesia menjadi anggota PBB,[14] ini guna untuk menunjukkan ke eksistensian Indonesia dalam panggung internasioanl, namun sejalan dengan itu dengan landasan politik luar negeri bebas aktif Indonesia mulai eksis dan meningkatkan prilakunya di panggung international yang di mulainya dari menjadi penggagas forum regional asia tenggara dengan Negara negega lainya, sehingga terbentuklah forum itu yang di kenal dengan ASEAN,[15] terbentuknya forum ini merupakan upaya politik luar negeri bagi Negara yang mempunyai permasalahan yang sama yaitu upaya untuk meningkatkan, keamanaa, ke stabilan, pertumbuhan yang di gagas oleh lima Negara yang masing di dasari dari konflik yang sama sehingga pempunyai kesadaran bersama pula untuk menjadi suatu forum regional,Forum regional ini merupakan awal yang di jadikan jempatan untuk proses langkah langkah politik luar negerinya, dalam percaturan global, situasi okonomi yang masih kurang stabil ini membuat Suharto hati hati dalam setiap tindakannya, dan selalu menjalin hubungan baik dengan semua Negara, hal ini di tunjukkan dalam pola yang ditunjukan oleh pak harto dalam kunjungannya ke uni soviet, hal ini untuk menjaga landasan politik luar negeri yang bebas aktif,  tetapi dalam perjalanannya  banyak pihak yang menilai bahwa pada kepemimpinannya pak harto lebih condong pada barat,[16]dimana hal ini di dukung dengan fenomena gerakan anti Negara negara komunis, yang mana Indonesia merupakan salah satu Negara yang juga anti gerakan komunisme,   Indonesia terus mengalami peningkatan dalam segala hal baik ke stabilan dalam negeri  maupun ekonomi, sejalan dengan itu Indonesia terus eksis dalam percaturan dunia, mulai dari bergabungnya menjadi anggota OPEC, OKI, APEC, G 15, ini semua adalah peningkatan politik luar negeri indonesia pada masa Suharto, sepanjang pemerintahan Suharto selama 32 tahun bisa di petakan menjadi tiga masa, yang pertama yaitu masa awal dimana pada waktu awal pemerintahanya Suharto memfokuskan  pada pembangunan dalam negerinya, dengan menata semua aspek untuk menguatkan pondasi dalam menghadi percaturan dunia, yang kedua yaitu masa perkembangan atau kejayaan dimana pada masa ini Indonesia mencapai puncaknya dimata dunia, dengan sosok Suharto dan politik luar negerinya yang berhasil mencapai stabilitas dalam semua aspek, yang  ini kemudia menjadikan Negara Indonesia sebagai singa di asia, hal ini tidak lain adalah karena ke eksistensianya dalam percaturan internasional, dan aktif dalam pertemuan internasional sampai mau akhir runtuhnya kekuasaan pak harto, Indonesia menjadi ketua GNB, masa yang ketiga adalah masa penurunan atau keruntuhan kekuasaan Suharto dimana pada masa waktu itu kawasan  asia di hadapkan pada krisis, yang hal itu juga berimbas pada Negara Indonesia hingga mengantar Suharto turun dari tahta kekuasaanya dengan demonstrasi mahasiswa.   

Pertanyaan Lainnya